Senin, 08 Juni 2015

PROFESI KEGURUAN MKDK 4005 MODUL 4-6


MODUL 4 : Peran Guru dalam Bimbingan/ Konseling dan Pengelolaan Stres dalam Pekerjaan
Kegiatan Belajar 1 : Hakikat Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling terjemahan dari “guidance” dan “conseling” yang berarti (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage), (4) menyetir (to steer).
Menurut Sherzer dan Stone (1971:40) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya. Sedangkan menurut Sunaryo Kartadinata (1998:4) mengartikan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.
Dari definisi diatas dapat diangkat makna sbb:
1.Bimbingan merupakan suatu proses yang mengandung makna bahwa bimbingan merupakan kegiatan berkesinambungan ,berlangsung terus menerus ,bukan kegiatan seketika atau kebetulan
2.Bimbing merupakan helping,yang identik artinya dengan aiding,assisting ,atau availing yang artinya adalah bantuan atau pertolongan.Istilah bantuan dalambimbingan dapat juga dimaknai sbg upaya untuk:-mengembangkan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan siswa
               -memberikan dorongan dan semangat
               -menumbuhkan keberanian dan bertindak dan bertanggung jawab
               -mengembangkan untuk memperbaiki dan mengubah perilakunya sendiri
3.Bantuan itu diberikan kepada individu.Individu yang yang sedang berkembang dengan segala keunikanya.
4.Tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal.Perkembangan optimal adalah perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.
Robinson mengartikan konseling sebagai semua bentuk hubungan antara 2 orang dimana yang seorang ,yaitu klien,dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkunganya.
Bimbingan dapat diartikan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal. Sedangkan Konseling diatikan sebagai membantu indvidu secara perorangan dalam situasi hubungan tatap muka, dalam rangka mengembangkan diri atau memecahkan masalah yang dihadapinya.
Fungsi bimbingan konseling, antara laing sebagai berikut :
1.     Fungsi Pemahaman, membantu siswa agar memahami diri (potensi dan       lingkungan)
2.      Fungsi preventif, (mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi)
3.      Fungsi pengembangan, (bersifat lebih proaktif dari fungsi lain)
4.      Fungsi perbaikan, ( kuratif atau penyembuhan)
                Asas-asas bimbingan dan konseling antara lain sebagai berikut :
1.       Asas kerahasiaan
2.       Asas kesukarelaan
3.       Asas keterbukaan
4.       Asas kegiatan:asas yang menghendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan mau berpartisipasi aktif didalam penyelenggaraan bimbingan.
5.       Asas kemandirian
6.       Asas kekinian
7.       Asas kedinamisan,asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergarak maju,tidak monoton dan terus berkembang .
8.       Asas keterpaduan,saling menunjang ,harmonis dan terpadukan
9.       Asas kenormatifan
10.   Asas keahlian,asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah –kaidah profesional
11.   Asas alih tangan
12.   Asas tut wuri handayani,asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi ,mengembangkan keteladanan ,memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan kepada peserta didik.
Prinsip-prinsip bimbingan, antara lain :
1. Bimbingan diberikan pada individu yang sedang berada dalam proses berkembang
2. Bimbingan diperuntukkan bagi semua siswa
3.Bimbingan dilaksanakan dgn  mempedulikan semua segi perkembangan siswa
4. Bimbingan berdasar kepada kemampuan individu untuk menentukan pilihan
5.  Bimbingan adalah bagian terpadu dari proses pendidikan
6.  Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya
Hubungan bimbingan dengan pendidikan dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 1990, Pasal 25, dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990, Pasal 27 dikemukan bahwa :
1.      Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya  menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan
2.      Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing

Membantu peserta didik belum sepenuhnya dapat membantu perkembangan kepribadianya secara optimal ,karena:
1.Secara akademis masih nampak gejala bahwa peserta didik belum mencapai prestasi  belajar secara optimal
2.Secara psikologis masih banyak aadanya gejala-gejala perkembangan kepribadian yang kurang matang,gejala salah suai,kurang percaya diri,kecemasan ,bersikap santai,kurang respondsif ,dll
3.Secara sosial ,ada kecenderungan peserta didik belum memiliki penyesuaian sosial secara memadai ,contoh tawuran ,konflik antar teman guru dan anggota keluarga.
4.Secara moral ,masih banyak peserta didik yang belum memiliki kesadaran moralitas atau kesadaran beragama yang

Kegiatan Belajar 2 : Peran Guru dalam Bimbigan dan Koseling
Peran Kepembimbingan Guru dalam Proses Pembelajaran (Bimbingan belajar,Pribadi, Sosial, Karier) dapat jelaskan dalam :
1.      Bimbingan Belajar:diarahkan kepada upaya membantu peserta didik dalam mempelajari konsep dan ketrampilan yang terkait dengan program kurikuler sekolah
    2.      Bimbingan pribadi: lebih fokus kepada upaya membantu peserta didik mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang menyangkut pemahaman diri dan lingkungan.
                  Peran guru dalam membantu perkembangan pribadi peserta didik adalah:
            a.       Bersikap peduli kepada anak
                  Memberikan perhatian penuh kepada peserta didik.
            b.      Bersikap konsisten
      Ialah bagaimana membantu peserta didik untuk merasakan konsekuensi tindakanya dan bukan karena perlakuan yang diberikan guru.
            c.       Mengembangkan lingkungan yang stabil
Guru berupaya mengembangkan struktur program dan tatanan yang dapat menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya hidup dalam dunia yang memiliki keteraturan,stabilitas,dan tujuan
            d.      Bersikap permisif:
memberikan keleluasaan dan menumbuhkan keberanian peserta didik untuk menyatakan diri dan menuji kemampuanuya serta bersikap toleran
3.      Bimbingan sosial
      Peran penting guru adalah mengembangkan atmofsir kelas yang kondusif bagi perkembangan sosial,mialah yang dapat menumbuhkan :
           a. Rasa turut memiliki kelompok,ditandai dengan identifikasi,loyalitas dan berorientasi
           b. Partisipasi kelompok,ditandai dengan kerjasama ,membantu dan mengikuti aturan main 
           c.  Penerimaan thd keragaman individual dan kelompok dan menghargai keistimewaan orang lain
Untuk menumbuhkan atmofsir kelas ,upaya yang dapat dilakukan guru dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan pembelajaran kooperatif yang mengkombinasikan
1.tujuan kelompok atau dukungan tim
2.tanggung jawab dan individual
      3.kesamaan kesempatan untuk sukses

4.      Bimbingan karier
                  Bailey dan Nihlen menyarankan program pengembangan kesadaran karier disekolah,hendaknya dikembangkan secara terpadu dan mencakup hal-hal:
        1.Informasi yang difokuskan pada tanggung jawab dan stuktur pekerjaan
        2.Penyediaaan waktu dan kesempatan bagi peserta didik
        3.Kesempatan bagi peserta didik untuk berinteraksi dengan orang–orang yang bekerja  disekitarnya
        4.Kesempatan bagi peserta didik untuk mengetahui bagaimana orang merasakan pekerjaan /profesi 
  5.Kesempatan bagi peserta didik untuk mengenali peran faktor jenis(gender) dalam pekerjaan


Beberapa upaya guru yang dapat dilakukan untuk memperoleh belajar yang sehat, antara lain :
1.      Memanfaatkan pengajaran kelas sebagai wahana untuk bimbingan kelompok
2.      Memanfaatkan pendekatan-pendekatan kelompok dengan melakukan bimbingan
3.      Mengadakan kenferensi kasus dengan melibatkan para guru da atau orang tua siswa
4.      Menjadi segi kesehatan mental sebagai salah satu evaluasi
5.      Memasukan aspek-aspek hubungan nsaniah ke dalam kurikulum sebagai bagian terpadu dari         bahan ajaran yang harus disajikan guru
6.      Menaruh kepedulian khusus terhadap faktor-faktor psikologis yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran
Teknik-teknik dalam membantu siswa yang kesulitan belajar, antara lain yaitu :
1.      Pengajaran perbaikan/ remedial
2.      Pengayaan
3.      Peningkatan motivasi belajar
4.      Peningkatan keterampilan belajar
                  a.membuat catatan waktu guru mengajar
                  b.membuat ringkasan dari bahan yang dibaca
                  c.mengerjakan latihan soalz
5.      Pengembanagan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif
                  Siswa handaknya dibantu dalam hal sbb:
                    a.       Menemukan motiv yang tepat dalam belajar
                    b.      Memelihara kondisi kesehatan yang baik
                    c.       Mengatur waktu belajar
                    d.      Memilih tempat belajar yang baik
                    e.       Belajar dengan menggunakan sumbe belajar yang baik
                    f .       Membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan




Kegiatan Belajar 3 : Pengertian dan Sumber Stres dalam Pekerjaan Guru
Walter Cannon (1932) mengemukakan bahwa manusia merespons peristiwa stress baik dengan fisik maupun psikis untuk mempersiapkan dirinya (fight or flight response). Dadang Hawari (1997 : 44-45) stress merupakan reaksi fisik terhadap permasalahan kehidupan yang dialaminya, dan apabila fungsi organ tubuh terganggu dinamakan distress, sedangkan depresi merupakan reksi iiwa terhadap stressor yang dialaminya. A. Baum (Sehlley E. Taylor, 2003) stress sebagai “perasaan tdak enak, tidak nyaman, atau tertekan, baik fisik maupun psikis sebagai respons atau reaksi individu terhadap stressor yang mengancam, mengganggu, membebani, atau membahayakan keselamatan, kepentingan, keinginan, atau kesejahteraan hidupnya  .”
Faktor pemicu strees (stressor) dalam diklasifikasikan dalam beberapa kelompok, antara lain :
1.      Stressor Fisik – Biologik (penyakit, cacat, dsb)
2.      Stressor Psikologik (negative thingking, frustasi)
3.      Stressor Sosial (iklim kehidupan keluarga, pekerjaan)

Faktor yang menggangu sters organisme berasal dari dalam maupun dari luar.Faktor yang dari dalam adalah biologis dan dari luar adalah  faktor lingkungan.
1.Faktor dalam
            (a).Faktor biologis,meliputi:
                        -Faktor genetika          -diet                             -penyakit
                        -pengalaman hidup      -postur tubuh               -adaptasi yang abnormal
                        -tidur                           -kelelahan/fatigue
            Terdapat 3 bentuk proses adaptasi yang abnormal:
            -respon adaptif yang tidak memadai(hypoadatation)
            -respon adaptif yang eksesif(hyperadaptation)
            -respon adaptif yang tidak tepat
            (b)Faktor psikologis,meliputi
                        1.persepsi                   
                        2.perasaan dan emosi 
                           -kecemasan(enxiety)            -marah
                           -rasa bersalah & khawatir     -cemburu
                           -rasa takut                            -kesedihan dan kedukaan
                        3.Situasi
                           4 tipe situasi yang dapat menimbulkan stres adalah ancman(threat),
                           fenomena rindu di saat dekat,frustasi,konflik(intenal konflik adalah
                           suatu proses yang meliputi persepsi terhadap 2 tujuan yang bertenta-
                           ngan dimana keduanya diinginkan untuk  dicapai secara bersamaan,
                           namun halitu tidak mungkin tanpa mengorbankan diantara salah satu
                           nya)
                        4.Pengalaman hidup
                           Pengalamnan hidup dapat di bagi kedalam 3 kategori,yaitu:
                                    a.Perubahan hidup
                                    b.Masa transisi kehidupan
                                    c.Krisis kehidupan
                        5.Keputusan hidup
                        6.Perilaku(behaviour)
                        7.Respon perlawann(melawan,melepaskan diri,immobility/diam)
2.Faktor luar,meliputi:
            a.lingkungan fisik(cuaca ,peristiwa alam,suasana gedung)
            b.lingkungan biotik
            c.lingkungan sosial

Faktor penyebab stres dari pada guru adalah:
1.Kesejahteraan guru yang kurang terjamin
2.iklim atau suasana kerja yang kurang nyaman
3.tempat kerja jauh dari rumah tempat tinggal
4.para siswa banyak yang tidak disiplin
5.adanya kompetisi yang kurang sehat diantara koleganya
6.mempunyai penyakit yang kronis
7.mempunyai masalah keluarga
8.sering terhambatnya jenjang karir
9.sering adanya potongan gaji/honor

Kegiatan Belajar 4 : Mengelola Stres dalam Pekerjaan
Pengelolaan stress disebut juga dengan istilah coping. Menurut R. S. Lazarus dan Folkman (Taylor, 2003:219) coping adalah proses mengelola tuntutan (internal atau eksternal) yang ditaksir sebagai beban karena diluar kemampuan diri individu.Sementara Weitin dan Lioyd mengemukakan bahwa coping merupakan upya-upaya untuk mengatasi ,mengurangi,atau menoleransi ancaman dan beban perasaan yang tercipta karena stres.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Coping antara lain :
1.      Dukungan Sosial, menurut House (1981) memiliki 4 fungsi :
a.       Emotional support (pemberian kasih sayang,perhatian dan kepedulian)
b.      Appraisa support (bantuan orang lain untuk menilai dan mengembangkan   
     kesadaran akan masalah,mengklarifikasi,memberikan umpan balik tentang
     hakikat masalah tersebut)
c.       Informational support (meliputi nasihat dan diskusi tentang masalah)
d.      Instrumental support (meliputi bantuan material,seperti memberikan tem-
                 pat tinggal,meminjamkan uang,menyertai berkunjung ke biro layanan sos)
2.      Kepribadian
 a.       Hardiness (ketabahan, Daya Tahan), Seuzanne Kobasa (1979) karakteristik :
   1)      Commitment,yaitu keyakinan seseorang tentang apa yang seharusnya dia lakukan
   2)      Internal Locus Control,yaitu dimensi kepribadian tentang keyakinan atau persepsi
        Seseorang bahwa keberhasilan /kegagalan yang dialaminya disebabkan oleh faktor
         Internal dan eksternal.
   3)      Challange,yaitu kecenderungan persepsi seseorang terhadap situasi atau
         Tuntutan yang sulit atau mengancam sebagai suatu tantangan ,peluang yang
         Harus dihadapi
  b.      Optimisme
  c.    Humoris
Coping yang konstruktif dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan atau metode, diantaranya sebagai berikut :
1.      Rational-Emotive Therapy (mengubah pola piker yang irrasional sehingga mengurangi gangguan emosi atau perilaku maladaptif).Terapi ini dikemukakan oleh Albert Ellis.
      Gagasan Ellis tentang teori ABC yaitu:
      a.Activating event merupakan peristiwa yang dipandang menjadi sumber stres
      b.Beliefe sistem,yaitu keyakinan atau persepsi tentang peristiwa (positif,negatif,rasi0nal,irasional)
      c.Consecuence,yaitu dampak (baik emosi/perilaku)dari cara berfikir positif / negatif
2.      Meditasi(latihan mental untuk memfokuskan kesadaran /peerhatian dengan cara yang non-analitis)
3.      Relaksasi
4.      Mengamalkan ajaran agama sebagai wujud keimanan kepada Tuhan

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah stres:
-Memahami tingkat stres sendiri
-Memahami faktor yang menyebabkan stres
-Menemukan alternatif solusi stres di hadapi

MODUL 5 . Kode Etik Keguruan dan Penerapannya dalam Berbagai Bidang Kehidupan Guru

Kegiatan Belajar 1 : Pengertian dan Fungsi Kode Etik
Secara etimologis, kode etik berarti pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Dengan kata lain kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebagai pedoman berperilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai-nilai, dan norma yang dianut oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu.
Canadian Code of Ethics (CCE) mengemukakan 4 asas etis, yaitu :
1.      Respect for the dignity of persons (menghargai harkat dan martabat manusia)
2.      Responsible caring (kepedulian yang bertanggung jawab)
3.      Integrity in relationship (integritas dalam hubungan)
4.      Responsibility to society (tanggung jawab kepada masyarakat)
FUNGSI KODE ETIK
Pada dasarnya kode etik berfungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan pengarembangan bagi profesi itu dan sebagai perlindungan bagi masyarakat pengguna jasa layanan suatu profesi
Bigs dan Blocher (1986 : 10) mengemukakan 3 kode etik yaitu :
a.       to protect a profession from government interference (melindungi suatu profesi dari
       campur tangan pemerintah)
b.      to prevent internal disgreements within a profession (mencegah terjadinya
      pertentangan internal dalam suatu profesi)
c.       to protect practitioners in cases of alleged malpractice (melindungi para praktisi
       dari kesalahan praktik suatu profesi)
Sutan Zanti dan Syahnimar Syahrun (1992) mengemukakan 4 fungsi kode etik guru, antara lain sebagai berikut :
1.       agar terhindar dari penyimpangan melaksanakan tugas yang menjadi tanggung
 jawabnya
2.       untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat,
dan  pemerintah
3.       sebagi pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab
 pada profesinya
4.       pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan
       profesinya dalam melaksanakan tugas
Secara umum bahwa fungsi kode etik guru berfungsi sebagai :
a.        agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga terhindar dari penyimpangan profesi
      b.      agar guru bertanggung jawab atas profesinya
      c.       agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal
      d.      agar guru mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, sehingga jasa
             profesi guru diakui dan digunakan masyarakat
      e.      agar profesi ini membantu dalam memecahkan maslah dan mengembangkan diri
            f.       agar profess guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah
      Contoh penerapan kode etik        
      1.Kode etik guru
         Guru berbakti  membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber –Pancasila
      2.Kode etikGuru pembimbing/konselor
         Konselor harus menghormati harkat pribadi ,integritas,dan keyakinan kliennya

Kegiatan Belajar 2 : Deskripsi Kode Etik Keguruan dalam Pelaksanaan Tugas Berbagain Bidang Kehidupan

Kode Etik Guru Indonesia berpedoman kepada dasar-dasar sebagai berikut :
1.      Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila
Konsepsi manusia utuh yang dimaksud ,yaitu:
1.Manusia yang seimbang antara perkembngn jasmani dan rohani
2.Manusia yang selaras antara pemanuhan kebutuhan individual dan sosialnya
3.Manusia yang selaras antara perkembangan kognitif psikomotorik,afektif ,konatif,emosional.
2.      Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
3.      Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagi bahan melakukan bimingan dan pembinaan
4.      Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar
5.      Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk memina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
6.      Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya
7.      Guru memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.
      Hubungan tersebut dapat bersifat (a) akademis,misalnya saling berkonsultasi dalam membahas materi ,(b)Reveral/rujukan,misal merujukan masalah kepada guru atau ahli yang lebih kompetendalam menghadapi masalah peserta didik tsb,(c)Hubungan pribadi
8.      Guru bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdiannya
      Misalnya (a) guru senantiasa bertindak profesional (misi profesi)\
(b)guru selalu menanamkan sikap kemasyarakatan ketika proses pembelajaran berlangsung (misi kemasyarakatan)
(c)guru berpartisipasi aktif dalam kegiatan usah koperasi guru (misi kesejahteraan)
9.      Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan
      Misalnya guru berupaya berperan serta menyukseskan wajib belajar 9 tahun
Penerapan Kode Etik Guru dalam pelaksanaan tugasnya antara lain :
1.      Multi Peran dan Tugas Guru dalam Proses Pembelajaran
Umar Tirtarahardja dan La Sulo (1994:262) mengemukakan peran guru sebagai manajer, pemandu, organisator, loordinator, komunikator, fasilitator, dan motivator dalam pembelajaran. Abin Syamsuddin (1999) mengemukakan 7 peran dan tugas guru dalam pembelajaran yaitu
1.konservator(pemelihara),
2.innovator,
3.transmitor(penerus),
4.transformator(penerjemah),
5.organisator(penyelenggara),
6.planner(perencana).           
7.penilai (evaluator)
2.      Penerapan Kode Etik Guru dalam Pelaksanaan Tugasnya
Penerapan kode etik guru dalam masyarakat
Menurut Umar Tirtaraharja dan La Sulo,adanya kaitan antar guru dengan masyarakat sesungguhnya karena ada kaitan antara masyarakat dengan oendidikan ,yang dapat ditinjau dari 3 segi ,yaitu:
1.Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan ,baik yang dilembagakan (jalur sekolah & luar sekolah) maupun yang tidak di lembagakan
2.Lembaga-lembvaga kemasyarakatan dan kelompok sosial dimasyarakat,baik langsung maupun tidak.ikut menyerupai peran dan fungsi edukatif
3.Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar.
Paparan diatas menunjukan bahwa :
1.      masyarakat merupakan tempat melaksanakan tugas keprofesian guru
2.      masyarakat menjadi sumber belajar dan mendidik diri seorang guru
3.      masyarakat sebagai konsumen dan pengguna jasa dan hasil pendidikan
Masyarakat merupakan pelanggan (consumers)jasa pelayanan pendidikan dan pengguna (user) hasil-hasil pendidikan
Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri-ciri ytama antara lain:
                     1.ada interaksi antar warga negaranya
                     2.pola tingkah laku warganya di atur oleh adat istiadat
                     3.ada rasa identitas kuat yang mengikat para warganya.
Pada umumnya ,ada 2 ciri umum keunikan masyarakat indonesia yaitu:
1 .Secara horisontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan sosial atau komunitas berdasarkan perbedaan suku,agama,adatdan kedaerahan.
2. Secara vertikal ditandai adanya perbedaan pola kehidupan antara lapisan atas,menengah ,rendah.

Yang perlu diperhatikan secara serius oleh pengemban profesi bahwa masyarakat globalisasi milenium ketiga nanti ialah masyarakat yang membutuhkan layanan profesional dalam berbagai kehidupan manusia.karakteristik itu sangat diwarnai oleh 2 hal:Pertama ,karena perkembangan iptek yang semakin canggihdan daya pikir masyarakat yang semakin luas.Kedua,karena semakin terspesialisasikanya berbagai bidang pekerjaan.

Penerapan kode etik guru dalam keluarga sedkitnya memiliki 4 fungsi, yaitu sebagai pedoman bagi guru dalam :
1.      Membentuk anggota keluarga menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila
2.      Menanamkan kejujuran pada anggota keluarga
3.      Memupuk semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan anggota keluarga
4.      Mendorong partisipasi anggota keluarga dalam menyukseskan jalannya pendidikan
MODUL 6 . Refleksi dalam Tugas dan Pengembangan Profesi melalui Organisasi

Kegiatan Belajar 1 Refleksi dalam Tugas dan Berbagai Bentuknya
Refleksi professional kependidikan, pada hakikatnya mengacu kepada kemampuan dan kesanggupan guru merenungkan, memahami dan menyadari pengalaman diri selama menggeluti profesi kependidikan.
Agar ada kesuaian Tujuan Pendidikan Jangka Panjang (TPJP), Tujuan Utuh Pendidikan (TUP) dengan Tugas Yang Dirancang (TYD) diperlukan tindakan-tindakan yang sistematik. Tindakan tersebut dilakukan pada :
1.      Tingkat structural (organisasi penyelenggara system pendidikan nasional di tingkat pusat dan daerah)
2.      Tingkat institusional (satuan pelaksanaan penyelenggaraan system pendidikan, baik jalur, jenjang, jenis persekolahan maupun luar sekolah)
3.      Tingkat operasional (satuan pelaksana kegiatan proses pembelajaran dan pendidikan pada jalur, jenjang, jenis persekolahan dan pendidikan luar sekolah)
                                                                                                                
Pada tingkat stuktural (secara makro nasional dan regional),tindakan yang dilakukan antara lain:
1.Digariskan dan ditetapkan kriteria standar minimal bobot muatan kurikulum
2.Digariskan dan ditetapkan kriteria standar minimal penilain keberhasilan sistem  pendidikan secara menyeluruh
3.Digariskan dan ditetapkan kriteria standar minimal penilaian kelayakan kualitatif dan kuantitatif bahan sumber pembelajarn
4.Digariskan dan ditetapkan kriteria standar minimal penilaian kecocokan dan kepantasan kualifikasi guru secara profesional sesuai dengan tuntutan tupsebagai refleksi jaminan mutu
5.Digariskan dan ditetapkan kriteria standar minimal penilaian kelayakan prasarana /sarana pendukung

Pada tingkat institusional ,tindakan yang dilakukan seyogyanya:
1.Dikembangkan dan ditetapkan GBPP perangkat kurikulum lengkap setiap satuan pendidikan
2.Dikembangkan dan ditetapkan kriteria acuan standar penilaian berikut perangkat instrument evaluasinya yang juga memadai sesuai dengan standar kelayakan /validitas dan realibilitas
3.Dipilih atau dikembangkan serta ditetapkan perangkat sumber  bahan ajar serta disediakan secara memadai  sesuai dengan tuntutan TUP.
4.Dipilih dan ditempatkan ditugaskan,disediakan ,dan dikembangkan tensgs guru secra memadai pada setiap satuan pendidikan dengan mengindahkan kriteria standar kualifikasi profesional
5.Dipilih ,dikembangkan ,dibangun disediakan secara memadai sumber daya pendukung sistem pembelajaran pada setiap satuan pendidikan.

Kegiatan Belajar 2 : Organisasi Profesi Guru

UU No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat (6) “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkulifikasi sebagai guru,dosen,konselor,pamong belajar,widyaswara,instruktur , tuor ,fasilitatordan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususanya ,serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan kependidikan”
ABKIN adalah organisasi profesi konselor Indonesia yang untuk sementara sebutan konselor disekolah masih guru pembibing/bp.ABKIN memiliki 4 divisi:
1.Divisi Ikatan Pendidik Konselor Indonesia
2.Divisi Ikatan Sarjana Konseling Indonesia
3.Divisi Ikatan Konselor Indonesia
4.Divisi Ikatan Instrumensi Bimbingan Konseling Indonesia

Suatu profesi muncul berawal dari adanya public trust kepercayaan masyarakat(Bigs dan blocher).Kepercayaan masyarakat yang menjadi penopang suatu profesi didasari oleh 3 perangkat keyakinan:
            (1).Kepercayaan terjadi dengan suatu persepsi tentang kompetensi
(2).Adanya persepsi masyarakat bahwa kelompok-klompok profesional mengatur dirinya dan lebih lanjut diatur oleh masyarakat berdasarkan minat dan kepentingan masyarakat.Persepsii ini menyangkut suatu keyakinan terhadap kodifikasi mengenai perilaku profesional
(3).Persepsi yang melahirkan kepercayaan masyarakat itu ialah anggota –anggota suatu profesi memiliki motivasi untuk memberikan layanan kepada orang-orang dengan siapa mereka bekerja.

Oemar Hamalik sampai pada suatu kesimpulan bahwa hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji yang terbuka.
Erik Hoyle mengemukakan 6 ciri profesi:
1.Suatu profesi menunjukan suatu pelayanan sosial
2.Suatu profesi didasari oleh tubuh keilmuwan yang sistematis
3.Suatu profesi memerlukan suatu pendidikan dan latihan dalam periode waktu   yang cukup lama
4.Suatu profesi memiliki otonomi yang tinggi
5.Suatu profesi memiliki kode etik
6.Suatu profesi berkembang dalam proses pemberian layanan
Sutan Zanti dan Syahmiar,mengemukakan beberapa  ciri profesi:
            1.Pekerjaan itu dipersiapkan melalui proses pendidikan dan latihan secara formal
            2.Pekerjaan itu mendapat pengakuan dalam masyarakat
            3.Adanya pengawasan dari sutu organisasi profesi(IDI,PGRI,IPBI)
            4.Mempunyai kode etik sebagai landasan dalam melaksanakan tugaas dan
               tanggung jawab profesi
Dedi Supriadi mengemukakan 5 ciri suatu profesi:
            1.Pekerjaan itu mempunyai fungsi dan signifikasi sosial
            2.Profesi menuntut ketrampilan tertentu yang diperoleh lewat pendidikan dan
               Latihan yang lama dan intensif.
            3.Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu
            4.kode etik menjadi pedoman perilaku anggotanya beserta sanksi yang tegas.
            5.sebagai konsekuensi profesi secara perorangan ataupun kelompok memperoleh
               Imbalan finansial atau materiil






Fungsi organisasi kependidikan
1.Fungsi Pemersatu
2.Fungsi peningkatan Kemampuan Profesional
Menurut Johnson ,kompetensi kependidikan dibangun oleh 6 perangkat kompetensi:
1.Perfomence ,yaitu unsur kemampuan penampilan kinerja yang tampak  sesuai dengan bidang profesi kependidikan
2.subject,yaitu kemampuan unsur penguasaan substansi  pengetahuan yang relevan dalam bidang profesi kependidikan.
3.Profesional,yaitu unsur kemampuan unsur kemampuan penguasaan  dan ketrampilan tekhnis profesi kependidikan.
4.Process,mencangkup berfikir logis,kritis,rasional ,kreatif
5.adjustment,yaitu unsur kemampuan penyerasian dan penyesuaian diri berdasarkan karakteristik pribadi
6.Attitude,yaitu unsur komponen sikap nilai kepribadian pendidik.

Peningkatan kemampuan profesional tenaga kependidikan berkaitan dengan Kurikulum 94 dapat dilakukan melalui 2 program yaitu
 -program terstuktur (program yang dibuat dan dilaksanakan sedemikian rupa ,mempunyai bahan dan produk kegiatan belajar yang dapat di akreditadikan secara akademik dalam jumlah sks tertentu)
 -dan tidak terstuktur(Program pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan yang dibuka berdasarkan kebutuhan tertentu sesuai dengan tuntutan waktu dan lingkungan yang ada).Tercakup dalam program tidak terstruktur:
1.Penataran tingkat nasional dan wilayah
2.Supervisi yang dilaksanakan oleh pejabat /pengawas terkait
3. Pembinaan dan pengembangan teman sejawat
4.pembinaan dan pengembangan individual

Tujuan organisasi kependidikan (PP No.38 tahun 1992 Pasal 61):
Misi dan tujuan:
Karier, kemampuan,kewenangan profesional,martabat,kesejahteraan seluruh tenaga kependidikan.
Visi :
1.Meningkatkan dan / atau mengembangkan karier anggota
2.Meningkatkan dan /atau mengembangkan kemampuan anggota
3.Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesional anggiota
4.Meningkatkan dan /atau mengembangkan martabat anggota
5.Meningkatkan dan  mengembangkan kesejahteraan

Beberapa bentuk partisipasi guru dalam organisasi profesi guru /kependidikan:
1.Aktif mengkomunikasikan berbagai pikiran dan pengalaman yang mengarah pada pembaharuan dan perbaikan mutu pendidikan.
2.Secara aktif melakukan evaluasi diri baik secara perorangan maupun kelompok
3.partisipasi lain yang menyankut pada segi internal pribadi guru itu sendiri












Tidak ada komentar:

Posting Komentar