MODUL 4 : Peran Guru dalam Bimbingan/ Konseling dan Pengelolaan Stres dalam Pekerjaan
Kegiatan
Belajar 1 : Hakikat Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling terjemahan dari “guidance” dan
“conseling” yang berarti (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot),
(3) mengelola (to manage), (4) menyetir (to steer).
Menurut Sherzer dan Stone
(1971:40) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada
individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya. Sedangkan menurut Sunaryo Kartadinata (1998:4) mengartikan sebagai
proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.
Dari definisi diatas dapat diangkat makna sbb:
1.Bimbingan
merupakan suatu proses yang mengandung makna bahwa bimbingan merupakan kegiatan
berkesinambungan ,berlangsung terus menerus ,bukan kegiatan seketika atau
kebetulan
2.Bimbing
merupakan helping,yang identik artinya dengan aiding,assisting ,atau availing
yang artinya adalah bantuan atau pertolongan.Istilah bantuan dalambimbingan
dapat juga dimaknai sbg upaya untuk:-mengembangkan lingkungan yang kondusif
bagi perkembangan siswa
-memberikan dorongan dan semangat
-menumbuhkan keberanian dan bertindak dan bertanggung jawab
-mengembangkan untuk memperbaiki dan mengubah perilakunya sendiri
3.Bantuan
itu diberikan kepada individu.Individu yang yang sedang berkembang dengan
segala keunikanya.
4.Tujuan
bimbingan adalah perkembangan optimal.Perkembangan optimal adalah perkembangan
yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan
benar.
Robinson mengartikan konseling sebagai semua
bentuk hubungan antara 2 orang dimana yang seorang ,yaitu klien,dibantu untuk
lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan
lingkunganya.
Bimbingan dapat diartikan sebagai proses membantu
individu untuk mencapai perkembangan optimal. Sedangkan Konseling diatikan
sebagai membantu indvidu secara perorangan dalam situasi hubungan tatap muka,
dalam rangka mengembangkan diri atau memecahkan masalah yang dihadapinya.
Fungsi
bimbingan konseling, antara laing sebagai berikut :
1. Fungsi Pemahaman, membantu siswa
agar memahami diri (potensi dan lingkungan)
2. Fungsi preventif, (mengantisipasi
masalah yang mungkin terjadi)
3. Fungsi pengembangan, (bersifat lebih
proaktif dari fungsi lain)
4. Fungsi perbaikan,
( kuratif atau penyembuhan)
Asas-asas bimbingan dan
konseling antara lain sebagai berikut :
1. Asas kerahasiaan
2. Asas kesukarelaan
3. Asas keterbukaan
4. Asas kegiatan:asas yang menghendaki agar
peserta didik yang menjadi sasaran layanan mau berpartisipasi aktif didalam
penyelenggaraan bimbingan.
5. Asas kemandirian
6. Asas kekinian
7. Asas kedinamisan,asas yang
menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan yang sama kehendaknya
selalu bergarak maju,tidak monoton dan terus berkembang .
8. Asas keterpaduan,saling menunjang
,harmonis dan terpadukan
9. Asas kenormatifan
10. Asas keahlian,asas yang menghendaki
agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar
kaidah –kaidah profesional
11. Asas alih tangan
12. Asas tut wuri handayani,asas yang
menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat
menciptakan suasana yang mengayomi ,mengembangkan keteladanan ,memberikan
rangsangan dan dorongan serta kesempatan kepada peserta didik.
Prinsip-prinsip
bimbingan, antara lain :
1. Bimbingan diberikan pada individu yang sedang berada dalam proses
berkembang
2. Bimbingan diperuntukkan bagi semua siswa
3.Bimbingan dilaksanakan dgn mempedulikan semua segi perkembangan siswa
4. Bimbingan berdasar kepada kemampuan individu untuk menentukan pilihan
5. Bimbingan adalah bagian terpadu dari proses pendidikan
6. Bimbingan
dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya
Hubungan bimbingan dengan pendidikan dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah
No 28 Tahun 1990, Pasal 25, dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990, Pasal
27 dikemukan bahwa :
1. Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan
2. Bimbingan
diberikan oleh guru pembimbing
Membantu
peserta didik belum sepenuhnya dapat membantu perkembangan kepribadianya secara
optimal ,karena:
1.Secara
akademis masih nampak gejala bahwa peserta didik belum mencapai prestasi belajar secara optimal
2.Secara
psikologis masih banyak aadanya gejala-gejala perkembangan kepribadian yang
kurang matang,gejala salah suai,kurang percaya diri,kecemasan ,bersikap
santai,kurang respondsif ,dll
3.Secara
sosial ,ada kecenderungan peserta didik belum memiliki penyesuaian sosial
secara memadai ,contoh tawuran ,konflik antar teman guru dan anggota keluarga.
4.Secara
moral ,masih banyak peserta didik yang belum memiliki kesadaran moralitas atau
kesadaran beragama yang
Kegiatan
Belajar 2 : Peran Guru dalam Bimbigan dan Koseling
Peran Kepembimbingan
Guru dalam Proses Pembelajaran (Bimbingan belajar,Pribadi, Sosial, Karier)
dapat jelaskan dalam :
1. Bimbingan
Belajar:diarahkan kepada upaya membantu peserta didik dalam mempelajari konsep
dan ketrampilan yang terkait dengan program kurikuler sekolah
2.
Bimbingan
pribadi: lebih fokus kepada upaya membantu peserta didik mengembangkan
aspek-aspek kepribadian yang menyangkut pemahaman diri dan lingkungan.
Peran guru dalam membantu perkembangan pribadi peserta didik adalah:
a.
Bersikap peduli
kepada anak
Memberikan
perhatian penuh kepada peserta didik.
b.
Bersikap
konsisten
Ialah
bagaimana membantu peserta didik untuk merasakan konsekuensi tindakanya dan
bukan karena perlakuan yang diberikan guru.
c.
Mengembangkan
lingkungan yang stabil
Guru berupaya mengembangkan struktur program dan
tatanan yang dapat menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya hidup dalam
dunia yang memiliki keteraturan,stabilitas,dan tujuan
d.
Bersikap
permisif:
memberikan
keleluasaan dan menumbuhkan keberanian peserta didik untuk menyatakan diri dan
menuji kemampuanuya serta bersikap toleran
3. Bimbingan
sosial
Peran penting guru adalah mengembangkan
atmofsir kelas yang kondusif bagi perkembangan sosial,mialah yang dapat menumbuhkan
:
a. Rasa turut memiliki kelompok,ditandai dengan identifikasi,loyalitas
dan berorientasi
b. Partisipasi
kelompok,ditandai dengan kerjasama ,membantu dan mengikuti aturan main
c.
Penerimaan thd keragaman individual dan kelompok
dan menghargai keistimewaan orang lain
Untuk
menumbuhkan atmofsir kelas ,upaya yang dapat dilakukan guru dalam proses
pembelajaran adalah mengembangkan pembelajaran kooperatif yang mengkombinasikan
1.tujuan
kelompok atau dukungan tim
2.tanggung
jawab dan individual
3.kesamaan kesempatan untuk sukses
4. Bimbingan
karier
Bailey dan Nihlen
menyarankan program pengembangan kesadaran karier disekolah,hendaknya
dikembangkan secara terpadu dan mencakup hal-hal:
1.Informasi yang difokuskan pada tanggung
jawab dan stuktur pekerjaan
2.Penyediaaan
waktu dan kesempatan bagi peserta didik
3.Kesempatan bagi peserta didik untuk
berinteraksi dengan orang–orang yang bekerja disekitarnya
4.Kesempatan bagi peserta didik untuk
mengetahui bagaimana orang merasakan pekerjaan /profesi
5.Kesempatan bagi peserta didik untuk
mengenali peran faktor jenis(gender) dalam pekerjaan
Beberapa upaya
guru yang dapat dilakukan untuk memperoleh belajar yang sehat, antara lain :
1. Memanfaatkan
pengajaran kelas sebagai wahana untuk bimbingan kelompok
2. Memanfaatkan
pendekatan-pendekatan kelompok dengan melakukan bimbingan
3. Mengadakan
kenferensi kasus dengan melibatkan para guru da atau orang tua siswa
4. Menjadi segi
kesehatan mental sebagai salah satu evaluasi
5. Memasukan
aspek-aspek hubungan nsaniah ke dalam kurikulum sebagai bagian terpadu dari
bahan ajaran yang harus disajikan guru
6. Menaruh
kepedulian khusus terhadap faktor-faktor psikologis yang perlu dipertimbangkan
dalam mengembangkan strategi pembelajaran
Teknik-teknik
dalam membantu siswa yang kesulitan belajar, antara lain yaitu :
1. Pengajaran
perbaikan/ remedial
2. Pengayaan
3. Peningkatan
motivasi belajar
4. Peningkatan
keterampilan belajar
a.membuat
catatan waktu guru mengajar
b.membuat
ringkasan dari bahan yang dibaca
c.mengerjakan
latihan soalz
5. Pengembanagan
sikap dan kebiasaan belajar yang efektif
Siswa
handaknya dibantu dalam hal sbb:
a.
Menemukan motiv yang tepat dalam belajar
b. Memelihara
kondisi kesehatan yang baik
c. Mengatur waktu
belajar
d. Memilih tempat
belajar yang baik
e. Belajar dengan
menggunakan sumbe belajar yang baik
f . Membaca secara
baik dan sesuai dengan kebutuhan
Kegiatan
Belajar 3 : Pengertian dan Sumber Stres dalam Pekerjaan Guru
Walter
Cannon (1932) mengemukakan bahwa manusia merespons peristiwa stress
baik dengan fisik maupun psikis untuk mempersiapkan dirinya (fight or flight
response). Dadang
Hawari (1997 : 44-45) stress merupakan reaksi fisik terhadap
permasalahan kehidupan yang dialaminya, dan apabila fungsi organ tubuh
terganggu dinamakan distress, sedangkan depresi merupakan reksi iiwa terhadap stressor
yang dialaminya.
A. Baum (Sehlley E. Taylor, 2003) stress sebagai “perasaan tdak
enak, tidak nyaman, atau tertekan, baik fisik maupun psikis sebagai respons
atau reaksi individu terhadap stressor yang mengancam, mengganggu, membebani,
atau membahayakan keselamatan, kepentingan, keinginan, atau kesejahteraan
hidupnya .”
Faktor
pemicu strees (stressor) dalam diklasifikasikan dalam beberapa kelompok, antara
lain :
1. Stressor
Fisik – Biologik (penyakit, cacat, dsb)
2. Stressor
Psikologik (negative thingking, frustasi)
3. Stressor
Sosial (iklim kehidupan keluarga, pekerjaan)
Faktor yang menggangu sters
organisme berasal dari dalam maupun dari luar.Faktor yang dari dalam adalah
biologis dan dari luar adalah faktor
lingkungan.
1.Faktor dalam
(a).Faktor
biologis,meliputi:
-Faktor
genetika -diet -penyakit
-pengalaman
hidup -postur tubuh -adaptasi yang abnormal
-tidur -kelelahan/fatigue
Terdapat
3 bentuk proses adaptasi yang abnormal:
-respon
adaptif yang tidak memadai(hypoadatation)
-respon
adaptif yang eksesif(hyperadaptation)
-respon
adaptif yang tidak tepat
(b)Faktor
psikologis,meliputi
1.persepsi
2.perasaan
dan emosi
-kecemasan(enxiety) -marah
-rasa bersalah & khawatir -cemburu
-rasa takut -kesedihan
dan kedukaan
3.Situasi
4 tipe situasi yang dapat menimbulkan stres
adalah ancman(threat),
fenomena rindu di saat dekat,frustasi,konflik(intenal konflik adalah
suatu proses yang meliputi persepsi terhadap
2 tujuan yang bertenta-
ngan dimana keduanya diinginkan untuk dicapai secara bersamaan,
namun halitu tidak mungkin tanpa mengorbankan
diantara salah satu
nya)
4.Pengalaman
hidup
Pengalamnan hidup dapat di bagi kedalam 3
kategori,yaitu:
a.Perubahan
hidup
b.Masa
transisi kehidupan
c.Krisis
kehidupan
5.Keputusan
hidup
6.Perilaku(behaviour)
7.Respon
perlawann(melawan,melepaskan diri,immobility/diam)
2.Faktor luar,meliputi:
a.lingkungan
fisik(cuaca ,peristiwa alam,suasana gedung)
b.lingkungan
biotik
c.lingkungan
sosial
Faktor
penyebab stres dari pada guru adalah:
1.Kesejahteraan guru yang kurang
terjamin
2.iklim atau suasana kerja yang
kurang nyaman
3.tempat kerja jauh dari rumah
tempat tinggal
4.para siswa banyak yang tidak
disiplin
5.adanya kompetisi yang kurang sehat
diantara koleganya
6.mempunyai penyakit yang kronis
7.mempunyai masalah keluarga
8.sering terhambatnya jenjang karir
9.sering adanya potongan gaji/honor
Kegiatan
Belajar 4 : Mengelola Stres dalam Pekerjaan
Pengelolaan stress disebut juga dengan istilah coping.
Menurut R. S.
Lazarus dan Folkman (Taylor, 2003:219) coping adalah proses
mengelola tuntutan (internal atau eksternal) yang ditaksir sebagai beban karena
diluar kemampuan diri individu.Sementara Weitin dan Lioyd mengemukakan bahwa coping
merupakan upya-upaya untuk mengatasi ,mengurangi,atau menoleransi ancaman dan
beban perasaan yang tercipta karena stres.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Coping
antara lain :
1. Dukungan
Sosial, menurut
House (1981) memiliki 4 fungsi :
a.
Emotional
support (pemberian kasih sayang,perhatian dan
kepedulian)
b.
Appraisa
support (bantuan orang lain untuk menilai dan
mengembangkan
kesadaran akan
masalah,mengklarifikasi,memberikan umpan balik tentang
hakikat masalah tersebut)
c.
Informational
support (meliputi nasihat dan diskusi tentang masalah)
d.
Instrumental
support (meliputi bantuan material,seperti memberikan
tem-
pat tinggal,meminjamkan uang,menyertai
berkunjung ke biro layanan sos)
2. Kepribadian
a.
Hardiness (ketabahan,
Daya Tahan), Seuzanne Kobasa (1979) karakteristik :
1)
Commitment,yaitu keyakinan seseorang tentang apa yang seharusnya dia lakukan
2)
Internal
Locus Control,yaitu dimensi kepribadian tentang
keyakinan atau persepsi
Seseorang bahwa keberhasilan /kegagalan
yang dialaminya disebabkan oleh faktor
Internal dan eksternal.
3)
Challange,yaitu kecenderungan persepsi seseorang terhadap situasi atau
Tuntutan yang sulit atau mengancam
sebagai suatu tantangan ,peluang yang
Harus dihadapi
b.
Optimisme
c. Humoris
Coping yang konstruktif dapat dilakukan melalui beberapa
pendekatan atau metode, diantaranya sebagai berikut :
1. Rational-Emotive
Therapy (mengubah pola piker yang irrasional sehingga mengurangi
gangguan emosi atau perilaku maladaptif).Terapi ini dikemukakan oleh Albert Ellis.
Gagasan Ellis tentang teori ABC yaitu:
a.Activating event merupakan peristiwa yang dipandang menjadi sumber stres
b.Beliefe sistem,yaitu keyakinan atau persepsi tentang peristiwa (positif,negatif,rasi0nal,irasional)
c.Consecuence,yaitu dampak (baik emosi/perilaku)dari cara berfikir positif / negatif
2. Meditasi(latihan mental untuk memfokuskan kesadaran /peerhatian dengan cara yang non-analitis)
3. Relaksasi
4. Mengamalkan
ajaran agama sebagai wujud keimanan kepada Tuhan
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah stres:
-Memahami tingkat stres sendiri
-Memahami faktor yang menyebabkan stres
-Menemukan alternatif solusi stres di hadapi
MODUL 5 .
Kode Etik Keguruan dan Penerapannya dalam Berbagai Bidang Kehidupan Guru
Kegiatan Belajar 1 : Pengertian dan Fungsi Kode Etik
Secara etimologis, kode etik berarti
pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan. Dengan kata lain kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis
sebagai pedoman berperilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai-nilai, dan norma
yang dianut oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu.
Canadian
Code of Ethics (CCE)
mengemukakan 4 asas etis, yaitu :
1. Respect for
the dignity of persons (menghargai harkat dan martabat manusia)
2. Responsible
caring (kepedulian yang bertanggung jawab)
3. Integrity in
relationship (integritas dalam hubungan)
4. Responsibility
to society (tanggung jawab kepada masyarakat)
FUNGSI KODE
ETIK
Pada dasarnya kode etik berfungsi
ganda yaitu sebagai perlindungan dan pengarembangan bagi profesi itu dan
sebagai perlindungan bagi masyarakat pengguna jasa layanan suatu profesi
Bigs
dan Blocher (1986 : 10)
mengemukakan 3 kode etik yaitu :
a.
to protect a
profession from government interference (melindungi suatu profesi dari
campur
tangan pemerintah)
b. to prevent
internal disgreements within a profession (mencegah terjadinya
pertentangan internal dalam suatu
profesi)
c.
to protect
practitioners in cases of alleged malpractice (melindungi para praktisi
dari kesalahan praktik suatu
profesi)
Sutan
Zanti dan Syahnimar Syahrun (1992) mengemukakan 4 fungsi kode etik guru, antara
lain sebagai berikut :
1.
agar terhindar dari penyimpangan melaksanakan tugas
yang menjadi tanggung
jawabnya
2.
untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman
sekerja, masyarakat,
dan pemerintah
3.
sebagi pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih
bertanggung jawab
pada profesinya
4.
pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka
yang menggunakan
profesinya dalam melaksanakan tugas
Secara umum
bahwa fungsi kode etik guru berfungsi sebagai :
a.
agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam
melaksanakan tugasnya,
sehingga terhindar dari penyimpangan profesi
b.
agar guru
bertanggung jawab atas profesinya
c.
agar profesi
guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal
d.
agar guru
mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, sehingga jasa
profesi guru diakui dan digunakan masyarakat
e. agar profesi
ini membantu dalam memecahkan maslah dan mengembangkan diri
f.
agar profess
guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah
Contoh
penerapan kode etik
1.Kode etik
guru
Guru berbakti membimbing peserta
didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber –Pancasila
2.Kode etikGuru pembimbing/konselor
Konselor harus menghormati harkat pribadi
,integritas,dan keyakinan kliennya
Kegiatan Belajar 2 : Deskripsi Kode Etik Keguruan
dalam Pelaksanaan Tugas Berbagain Bidang Kehidupan
Kode Etik
Guru Indonesia berpedoman kepada dasar-dasar sebagai berikut :
1.
Guru berbakti membimbing peserta didik
untuk membentuk manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila
Konsepsi
manusia utuh yang dimaksud ,yaitu:
1.Manusia
yang seimbang antara perkembngn jasmani dan rohani
2.Manusia
yang selaras antara pemanuhan kebutuhan individual dan sosialnya
3.Manusia
yang selaras antara perkembangan kognitif psikomotorik,afektif ,konatif,emosional.
2. Guru memiliki dan
melaksanakan kejujuran professional
3. Guru berusaha
memperoleh informasi tentang peserta didik sebagi bahan melakukan bimingan dan
pembinaan
4. Guru menciptakan
suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar
mengajar
5. Guru memelihara
hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk memina
peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
6. Guru secara pribadi
dan bersama-sama, mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya
7. Guru memelihara
hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.
Hubungan tersebut dapat bersifat (a) akademis,misalnya
saling berkonsultasi dalam membahas materi ,(b)Reveral/rujukan,misal merujukan
masalah kepada guru atau ahli yang lebih kompetendalam menghadapi masalah
peserta didik tsb,(c)Hubungan pribadi
8. Guru bersama-sama
memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan
pengabdiannya
Misalnya
(a) guru senantiasa bertindak profesional (misi profesi)\
(b)guru
selalu menanamkan sikap kemasyarakatan ketika proses pembelajaran berlangsung
(misi kemasyarakatan)
(c)guru
berpartisipasi aktif dalam kegiatan usah koperasi guru (misi kesejahteraan)
9. Guru melaksanakan
segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan
Misalnya
guru berupaya berperan serta menyukseskan wajib belajar 9 tahun
Penerapan
Kode Etik Guru dalam pelaksanaan tugasnya antara lain :
1.
Multi Peran
dan Tugas Guru dalam Proses Pembelajaran
Umar Tirtarahardja dan La Sulo (1994:262)
mengemukakan peran guru sebagai manajer, pemandu, organisator, loordinator,
komunikator, fasilitator, dan motivator dalam pembelajaran. Abin Syamsuddin
(1999) mengemukakan 7 peran dan tugas guru dalam pembelajaran yaitu
1.konservator(pemelihara),
2.innovator,
3.transmitor(penerus),
4.transformator(penerjemah),
5.organisator(penyelenggara),
6.planner(perencana).
7.penilai (evaluator)
2.
Penerapan
Kode Etik Guru dalam Pelaksanaan Tugasnya
Penerapan kode
etik guru dalam masyarakat
Menurut Umar Tirtaraharja dan La Sulo,adanya
kaitan antar guru dengan masyarakat sesungguhnya karena ada kaitan antara
masyarakat dengan oendidikan ,yang dapat ditinjau dari 3 segi ,yaitu:
1.Masyarakat sebagai penyelenggara
pendidikan ,baik yang dilembagakan (jalur sekolah & luar sekolah) maupun
yang tidak di lembagakan
2.Lembaga-lembvaga kemasyarakatan
dan kelompok sosial dimasyarakat,baik langsung maupun tidak.ikut menyerupai
peran dan fungsi edukatif
3.Dalam masyarakat tersedia berbagai
sumber belajar.
Paparan diatas menunjukan bahwa :
1.
masyarakat merupakan tempat melaksanakan tugas
keprofesian guru
2.
masyarakat menjadi sumber belajar dan mendidik diri
seorang guru
3.
masyarakat sebagai konsumen dan pengguna jasa dan
hasil pendidikan
Masyarakat merupakan pelanggan (consumers)jasa pelayanan
pendidikan dan pengguna (user) hasil-hasil pendidikan
Masyarakat
sebagai kesatuan hidup memiliki ciri-ciri ytama antara lain:
1.ada
interaksi antar warga negaranya
2.pola
tingkah laku warganya di atur oleh adat istiadat
3.ada
rasa identitas kuat yang mengikat para warganya.
Pada umumnya
,ada 2 ciri umum keunikan masyarakat indonesia yaitu:
1 .Secara horisontal ditandai oleh adanya
kesatuan-kesatuan sosial atau komunitas berdasarkan perbedaan
suku,agama,adatdan kedaerahan.
2. Secara vertikal ditandai adanya perbedaan pola
kehidupan antara lapisan atas,menengah ,rendah.
Yang perlu diperhatikan secara serius oleh pengemban
profesi bahwa masyarakat globalisasi milenium ketiga nanti ialah masyarakat
yang membutuhkan layanan profesional dalam berbagai kehidupan
manusia.karakteristik itu sangat diwarnai oleh 2 hal:Pertama
,karena perkembangan iptek yang semakin canggihdan daya pikir masyarakat yang
semakin luas.Kedua,karena semakin
terspesialisasikanya berbagai bidang pekerjaan.
Penerapan
kode etik guru dalam keluarga sedkitnya memiliki 4 fungsi, yaitu sebagai
pedoman bagi guru dalam :
1.
Membentuk
anggota keluarga menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila
2.
Menanamkan
kejujuran pada anggota keluarga
3.
Memupuk
semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan anggota keluarga
4.
Mendorong partisipasi
anggota keluarga dalam menyukseskan jalannya pendidikan
MODUL 6 . Refleksi dalam Tugas dan Pengembangan
Profesi melalui Organisasi
Kegiatan
Belajar 1 Refleksi dalam Tugas dan Berbagai Bentuknya
Refleksi professional kependidikan, pada hakikatnya
mengacu kepada kemampuan dan kesanggupan guru merenungkan, memahami dan
menyadari pengalaman diri selama menggeluti profesi kependidikan.
Agar ada kesuaian Tujuan Pendidikan Jangka Panjang
(TPJP), Tujuan Utuh Pendidikan (TUP) dengan Tugas Yang Dirancang (TYD)
diperlukan tindakan-tindakan yang sistematik. Tindakan tersebut dilakukan pada
:
1.
Tingkat
structural (organisasi penyelenggara system pendidikan nasional di tingkat
pusat dan daerah)
2.
Tingkat
institusional (satuan pelaksanaan penyelenggaraan system pendidikan, baik
jalur, jenjang, jenis persekolahan maupun luar sekolah)
3.
Tingkat
operasional (satuan pelaksana kegiatan proses pembelajaran dan pendidikan pada
jalur, jenjang, jenis persekolahan dan pendidikan luar sekolah)
Pada tingkat
stuktural (secara makro nasional dan regional),tindakan yang dilakukan antara
lain:
1.Digariskan dan ditetapkan kriteria standar minimal
bobot muatan kurikulum
2.Digariskan dan ditetapkan kriteria standar minimal penilain
keberhasilan sistem pendidikan secara
menyeluruh
3.Digariskan dan ditetapkan kriteria standar minimal
penilaian kelayakan kualitatif dan kuantitatif bahan sumber pembelajarn
4.Digariskan dan ditetapkan kriteria standar minimal
penilaian kecocokan dan kepantasan kualifikasi guru secara profesional sesuai
dengan tuntutan tupsebagai refleksi jaminan mutu
5.Digariskan dan ditetapkan kriteria standar minimal
penilaian kelayakan prasarana /sarana pendukung
Pada tingkat institusional ,tindakan yang dilakukan
seyogyanya:
1.Dikembangkan dan ditetapkan GBPP perangkat kurikulum
lengkap setiap satuan pendidikan
2.Dikembangkan dan ditetapkan kriteria acuan standar
penilaian berikut perangkat instrument evaluasinya yang juga memadai sesuai
dengan standar kelayakan /validitas dan realibilitas
3.Dipilih atau dikembangkan serta ditetapkan perangkat
sumber bahan ajar serta disediakan secara
memadai sesuai dengan tuntutan TUP.
4.Dipilih dan ditempatkan ditugaskan,disediakan ,dan
dikembangkan tensgs guru secra memadai pada setiap satuan pendidikan dengan
mengindahkan kriteria standar kualifikasi profesional
5.Dipilih ,dikembangkan ,dibangun disediakan secara
memadai sumber daya pendukung sistem pembelajaran pada setiap satuan
pendidikan.
Kegiatan
Belajar 2 : Organisasi Profesi Guru
UU No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat (6) “Pendidik
adalah tenaga kependidikan yang berkulifikasi sebagai guru,dosen,konselor,pamong
belajar,widyaswara,instruktur , tuor ,fasilitatordan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususanya ,serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan kependidikan”
ABKIN adalah organisasi profesi konselor Indonesia yang untuk sementara sebutan
konselor disekolah masih guru pembibing/bp.ABKIN memiliki 4 divisi:
1.Divisi Ikatan Pendidik
Konselor Indonesia
2.Divisi Ikatan Sarjana
Konseling Indonesia
3.Divisi Ikatan Konselor
Indonesia
4.Divisi Ikatan Instrumensi Bimbingan
Konseling Indonesia
Suatu
profesi muncul berawal dari adanya public trust kepercayaan masyarakat(Bigs dan blocher).Kepercayaan masyarakat yang menjadi
penopang suatu profesi didasari oleh 3 perangkat keyakinan:
(1).Kepercayaan terjadi dengan suatu persepsi
tentang kompetensi
(2).Adanya
persepsi masyarakat bahwa kelompok-klompok profesional mengatur dirinya dan
lebih lanjut diatur oleh masyarakat berdasarkan minat dan kepentingan masyarakat.Persepsii
ini menyangkut suatu keyakinan terhadap kodifikasi mengenai perilaku
profesional
(3).Persepsi
yang melahirkan kepercayaan masyarakat itu ialah anggota –anggota suatu profesi
memiliki motivasi untuk memberikan layanan kepada orang-orang dengan siapa
mereka bekerja.
Oemar Hamalik sampai pada
suatu kesimpulan bahwa hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji
yang terbuka.
Erik Hoyle mengemukakan
6 ciri profesi:
1.Suatu profesi menunjukan suatu pelayanan sosial
2.Suatu profesi didasari oleh tubuh keilmuwan yang
sistematis
3.Suatu
profesi memerlukan suatu pendidikan dan latihan dalam periode waktu yang cukup
lama
4.Suatu profesi memiliki otonomi yang tinggi
5.Suatu profesi memiliki kode etik
6.Suatu profesi berkembang dalam proses pemberian
layanan
Sutan Zanti dan Syahmiar,mengemukakan
beberapa ciri profesi:
1.Pekerjaan itu dipersiapkan melalui
proses pendidikan dan latihan secara formal
2.Pekerjaan itu mendapat pengakuan
dalam masyarakat
3.Adanya pengawasan dari sutu
organisasi profesi(IDI,PGRI,IPBI)
4.Mempunyai kode etik sebagai
landasan dalam melaksanakan tugaas dan
tanggung jawab profesi
Dedi Supriadi
mengemukakan 5 ciri suatu profesi:
1.Pekerjaan itu mempunyai fungsi dan
signifikasi sosial
2.Profesi menuntut ketrampilan
tertentu yang diperoleh lewat pendidikan dan
Latihan yang lama dan intensif.
3.Profesi didukung oleh suatu
disiplin ilmu
4.kode etik menjadi pedoman perilaku
anggotanya beserta sanksi yang tegas.
5.sebagai konsekuensi profesi secara
perorangan ataupun kelompok memperoleh
Imbalan finansial atau materiil
Fungsi organisasi kependidikan
1.Fungsi
Pemersatu
2.Fungsi
peningkatan Kemampuan Profesional
Menurut Johnson
,kompetensi kependidikan dibangun oleh 6 perangkat kompetensi:
1.Perfomence
,yaitu unsur kemampuan penampilan kinerja yang tampak sesuai dengan bidang profesi kependidikan
2.subject,yaitu
kemampuan unsur penguasaan substansi pengetahuan yang relevan dalam bidang profesi
kependidikan.
3.Profesional,yaitu
unsur kemampuan unsur kemampuan penguasaan dan ketrampilan tekhnis profesi kependidikan.
4.Process,mencangkup
berfikir logis,kritis,rasional ,kreatif
5.adjustment,yaitu
unsur kemampuan penyerasian dan penyesuaian diri berdasarkan karakteristik
pribadi
6.Attitude,yaitu
unsur komponen sikap nilai kepribadian pendidik.
Peningkatan
kemampuan profesional tenaga kependidikan berkaitan dengan Kurikulum 94 dapat
dilakukan melalui 2 program yaitu
-program
terstuktur (program yang dibuat dan dilaksanakan sedemikian rupa
,mempunyai bahan dan produk kegiatan belajar yang dapat di akreditadikan secara
akademik dalam jumlah sks tertentu)
-dan tidak terstuktur(Program
pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan yang dibuka berdasarkan
kebutuhan tertentu sesuai dengan tuntutan waktu dan lingkungan yang ada).Tercakup
dalam program tidak terstruktur:
1.Penataran
tingkat nasional dan wilayah
2.Supervisi
yang dilaksanakan oleh pejabat /pengawas terkait
3. Pembinaan
dan pengembangan teman sejawat
4.pembinaan
dan pengembangan individual
Tujuan organisasi kependidikan (PP
No.38 tahun 1992 Pasal 61):
Misi dan tujuan:
Karier,
kemampuan,kewenangan profesional,martabat,kesejahteraan seluruh tenaga
kependidikan.
Visi :
1.Meningkatkan
dan / atau mengembangkan karier anggota
2.Meningkatkan
dan /atau mengembangkan kemampuan anggota
3.Meningkatkan
dan mengembangkan kewenangan profesional anggiota
4.Meningkatkan
dan /atau mengembangkan martabat anggota
5.Meningkatkan
dan mengembangkan kesejahteraan
Beberapa
bentuk partisipasi guru dalam organisasi profesi guru /kependidikan:
1.Aktif
mengkomunikasikan berbagai pikiran dan pengalaman yang mengarah pada
pembaharuan dan perbaikan mutu pendidikan.
2.Secara
aktif melakukan evaluasi diri baik secara perorangan maupun kelompok
3.partisipasi lain yang menyankut pada segi
internal pribadi guru itu sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar